Luka Doa Mereka

Ada luka pada doa mereka
derita terkelar di jiwa
parut tak tersembuh lama
kerana pisau khianat
tak berhenti meradak.

Aku percaya doa terluka
pada lisan sengsara
dan jiwa terkelar-kelar
itulah yang memanah
rumah kuasa
meski yang melepas
busur adalah
soldadu penguasa.

Tuhan sering memulang
pisau khianat
selalu pula
dengan panah karma
yang tak terduga.

Tuhan suka mengejut
penguasa jahat
selalu pula
dengan teman akrab
yang diam
menanti masa.

Luka doa mereka
masih belum sembuh
usah kalian duga
ngilu sudah hapus.

Kuala Lumpur, 22 September 2006

Kini, Aku Mau Teriak-teriakan

Aku mau bersikap kecuali
tak mau teriak-teriakan
cuma mendoa dalam ngilu
kala soldadumu menyita
kastil kuasa di tengah kota
kerana suara demokrasi itu
bukan dengan derap kasut soldadu
tapi bisik rakyat yang mengaum.

Tapi bila Paman Sam
teriak-teriakan membantahmu
aku tak mau duduk diam
kerana cokmar mereka
sama ada kita dengannya
atau kita melawannya.

Masakan aku bisa sepunggung
dengan Paman Sam itu
kerana dia selalu kentut
besar dan kuat, terlalu busuk
tapi bermuka tebal di negara orang.

Aku mau teriak-teriakan
supaya nanti jangan Paman Sam itu
datang membawa kentut
ke rantau kita ini.

Kuala Lumpur, 21 September

Pedih dan Ngilu Adalah Kau, Jeneral Sondhi

Ada pedih yang mengalir
dalam urat nadimu, Jeneral Sondhi
seperti ngilu yang berdenyut
di sepanjang sejarah umatmu
yang sering luka ditikam
duri fitnah dan khianat
dan darah itu terpercik
di kaki seluar hijaumu.

Kala kau kepung rumah kuasa
percik darah itu masih beku
dan pedih tak pernah padam
dalam urat nadimu, Jeneral Sondhi
moga-moga kau sempat
merasa-rasakan parut
di tubuh umatmu
supaya ia tak terbuka kembali
ketika manusia senang terkeliru.

Ya, kau harus setia pada Raja
tapi luka umatmu harus kau ubati
kerana kau, Jeneral Sondhi
yang merasakan pedih itu,
masih sama dengan ngilu umatmu.

Jeneral Sondhi, pedih dan ngilu itu
adalah kau dan umatmu, masih.

Kuala Lumpur, 20 September

Kau Hanya Hilang Kunci

Kau hanya hilang kunci
pintu kamar kuasamu
dan dayamu lucut
berwenang-wenang
di ranjang pembesar.

Pintu kamar kuasamu
disita palang soldadu
kawat-kawat duri
direntang pada tingkap
hingga tak mungkin
kau menyusup kembali.

Kau hanya hilang kunci
pintu kamar kuasamu
saudara kami hilang harga diri
dihenyak soldadu tanpa hati.

Tanpa kunci dan harga diri
masakan mereka aman di rumah sendiri?

Kuala Lumpur, 20 September

Latar puisi: Tentera Thailand melancarkan rampasan kuasa ke atas Perdana Menteri, Thaksin Shinawatra, semalam.

Bunuhlah Pemuda Kami!

Hei binatang jalang
yang memikul peti-peti kitab
dan mengheret pendati dongeng
berkhutbah tentang pembunuhan,
Pemuda Palestin harus dibunuh
andai mereka berjaya melepasi usia 13
,”
dan binatang jalang itu pun merobek
kitab bernama sejarah nabi-nabi.

Binatang jalang itu nyanyuk
betapa seorang nabi
menjadi kesayangan istana Firaun
meski seluruh bayi para hamba
disembelih serigala Firaun
dan kelak nabi itu
menghela seluruh balatentera Firaun
untuk ditimbus di dasar laut.

Hei binatang jalang
bunuhlah semua pemuda
dan kelak bangsamu
akan disembelih pemudi kami!

Kuala Lumpur, 15 September

Rahib pelampau Yahudi, Yousef Falay menggesa tentera pengganas regim Zionis membunuh semua pemuda Palestin berusia 13 tahun ke atas untuk melenyapkan bangsa Palestin di muka bumi.