[ingatan buat Allahyarham Dato’ Fadzil Nor, 1937-2002]
Dari semangat mudamu
kau menyala ungun
menyelongkar belantara
sarat oleh kebuasan
selirat oleh kelukaan
kau tinggalkan dunia amanmu
dari bilik dingin dari meja bersih
dari ramah siswa dari hanya letih
menanda-nanda kertas jawapan.
Kau arif, belantara itu bukan
ruang rehat di bawah putar kipas
tetapi cerut derita di bawah bilah ujian
belantara itu juga kau mengerti
bukan dewan luas di depan siswa
tetapi kamar dugaan di depan
haiwan berkulit insan - siap membahammu
begitu kau dengan sekukuh berlian
melepas kesenangan menempah penderitaan.
Dunia barumu adalah belantara sebenarnya
kerana berdepan denganmu adalah yang
memahami manusia adalah haiwan politik
menghalalkan segenap cara menyingkirkan
sekalian kemurniaan yang kau perjuangkan
begitu pun kau memimpin sejumlah
mata memungut wahyu
telinga mengutip pesan
mulut meniup bayu
tangan cuba merubah mungkar.
Benar, belantara itulah kau
menyelongkar bersama unggun
yang kau julangkan menerangi
sepanjang denai perjalanan
menakluk puncak yang masih jauh
meski ada yang rebah
meski ada yang berpatah
meski ada yang memilih
jalan senang lalu menentangmu
kaulah si pengembara istiqamah
pemilik hati seketul berlian.
Belum sempat kau takluki puncak
meski sepertinya kita hampir ke situ
nafasmu tidak mengizinkan segenap
dirimu mendaki lagi
kau pun genggam tangan kami ini
memesan agar teruskan perjalanan
sehingga menakluk puncak belantara
kau pun penjam matamu
tinggalkan kami dalam perjalanan ini.
Kami akur, kau yang dulunya muda
menyala unggun memula perjalanan
kini menyahut panggilan wajib
yang tak bisa kami tahan
maka kami yang masih muda
memelihara unggun menyambung perjalanan
sehingga mencapai puncak
atau kami nanti menurut jejakmu.
Kau sudah menjual dunia senangmu
memulakan perjalanan sukar ini
demi mengaut untung akhirat nanti
sudah menamatkan perjalanan ini
selesai mengira keuntunganmu
kami juga akan menjual dunia senang ini
menyambung perjalanan sukar ini
demi mengaut untung akhirat nanti
akan nanti menamatkan perjalanan ini
akan nanti selesai mengira keuntungan ini.
Damanhur, 25 Jun 2002
Perjalananmu Seorang Pejuang
puisi oleh Korakora pada 17.9.08
Tema Puisi Perjuangan, Puisi Tokoh
Langgan:
Catat Ulasan (Atom)
1 kritik:
bumi malaysia kehilangan permata geliga saat dia dipanggil pulang..
Catat Ulasan